Kamis, 08 Juni 2017

Komunikasi Produktif Day8

Keadaan puasa dan menyusui (baca mengurusi bayi yg masih butuh dikeloni, digendong, dimandikan, dicebok dan lainnya) lumayan menguras tenaga. Terlebih jika Malika sedang rewel.

Memahami cara komunikasi bayi, lewat tangisan dan bahasa tubuhnya gampang gampang susah. Seperti tadi pagi. Sejak setelah mandi ia terus ingin digendong. diletakkan akan nangis, disusui tidak mau.

Keadaan seperti ini, datang kakak yg menurutnya ingin membantu. Tapi di mataku ia malah mengacaukannya. dan Dooooor... saya meledak. Nada tinggi terlontar, ngomel panjang kali lebar terdengar. Binar mata kakak langsung padam. Diganti dengan tangisan.

Dan saya baru saja menghancurkan hati seorang anak kecil. bukan hanya kakak, adik juga. Karena ia merasakan aura marah dari emmak. Makin rewellah dia. See Mak... Tidak ada faidah yang kau dapatkan dengan meluapkan emosimu.

Makin bergejolaklah hatiku. Menyesal, merugi. bagaiaman tidak, dalah pikiran saya tahu teorinya bagaiaman menyikapi keadaan tersebut. Tetapi kenapa harus marah. grrrr... jengkel pada diri sendiri. Ternyata selama ini saya lupa berkomunikasi pada diri sendiri.

Harusnya dari awal saat tubuh merasa lelah, cobalah menyemangati diri. harusnya kalimat ini yg muncul. Bukan marah... hikshiks

"Walau puasa dan ngemong bayi. Bisa kok. Sahur tadi kan dah makan banyak"
"Kakak anak baik. kakak anak baik. dia mau membantu"

Dan kalimat kalimat positif lainnya...
Oh Tuhan. Selalu jauhkan saya dari Amarah. Engkaulah penggenggam hati... Lembutkanlah hatiku dalam membersamai anak anak hebatku. Aamiin...
:-D

# level1
# day8
# tantangan10 hari
# komunikasiproduktif
# kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar